Padangsidimpuan, 18 Juni 2025. Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan kembali menggelar kegiatan Daurah Tahsin sebagai bagian dari komitmen peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an bagi mahasiswa. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Dekan FASIH, Prof. Dr. H. Fatahuddin Aziz Siregar, M.Ag, pada Rabu pagi, 18 Juni 2025, bertempat di Aula Fakultas.
Dalam sambutannya, Prof. Fatahuddin menekankan bahwa pemahaman dan bacaan yang benar terhadap Al-Qur’an merupakan fondasi penting bagi mahasiswa Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum. “Sebagai calon sarjana syariah, memperbaiki bacaan Al-Qur’an adalah bagian dari tanggung jawab ilmiah dan spiritual. Al-Qur’an adalah sumber utama hukum Islam, sehingga mempelajarinya dengan benar adalah langkah awal menuju pemahaman yang sahih dan mendalam,” ungkap beliau di hadapan para peserta dan dosen pembimbing.
Daurah ini akan berlangsung selama sembilan hari, hingga tanggal 26 Juni 2025, dan diikuti oleh 145 mahasiswa semester II angkatan 2024. Para peserta akan menjalani program tahsin intensif yang mencakup pembenahan makhraj huruf, tajwid, serta praktik tilawah dengan tartil, sesuai standar bacaan yang benar.
Untuk mendukung keberhasilan daurah, pihak fakultas telah menugaskan 8 orang dosen FASIH yang berpengalaman dan kompeten di bidang tahsin. Mereka akan membimbing para mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil guna memastikan proses belajar yang lebih fokus dan terarah.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi rutinitas akademik, namun juga bagian dari pembinaan ruhaniyah mahasiswa FASIH. Harapannya, melalui daurah ini para mahasiswa tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tetapi juga semakin mencintai dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam kehidupan akademik maupun sosial.
FASIH UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak lulusan yang unggul secara intelektual, kuat secara spiritual, serta luhur dalam akhlak.
“Kami berharap daurah ini menjadi pijakan awal bagi mahasiswa untuk terus meningkatkan kualitas hubungan mereka dengan Al-Qur’an. Ilmu syariah yang dipelajari akan lebih bermakna jika dilandasi dengan pemahaman dan kecintaan terhadap Kalamullah,” tutup Prof. Fatahuddin.
Kontributor: Sylvia Kurnia Ritonga